Twitter
WELLCOME TO MY SITE "Tsun-Ardi"

2012 bukan kiamat namun hanya badai matahari

Author Ardity Sains - -
Home » » 2012 bukan kiamat namun hanya badai matahari

2012 bukan kiamat namun hanya badai matahari
Ketika aku bertemu dengan seorang teman yang baru saja kembali dari sebuah kegiatan PPSDMS di Yogyakarta, layaknya bertemu dengan teman lainnya aku ngobrol-ngobrol dengan dia. Tetapi obrolan yang pertamanya menyenangkan tiba-tiba menjadi agak serius ketika dia bercerita tentang sebuah ramalan berdasarkan kalender suku maya yang mengatakan bahwa akan terjadi kiamat di tahun 2012.

Setelah mendengar cerita itu, sontak aku mulai penasaran akan ramalan itu, walaupun sebenarnya aku tidak suka dengan peramal. Kemudian aku mencoba mencari melalui jendela dunia tanpa batas (internet). Dari beberapa artikel(1,2,3,4) mengambil kesimpulan bahwa, sebenarnya bukan bumi yang mengalami kehancur-leburan, namun peradaban manusia saat ini akan berakhir untuk kemudian membentuk suatu peradaban manusia baru. Sebagaimana Yang Maha Kuasa telah menentukan hal yang sama pada peradaban-peradaban manusia sebelumnya, sebagai contoh peradaban Nabi Nuh as.

Namun diluar ramalan tersebut yang tidak ada dasarnya, sebenarnya beberapa badan penelitian antariksa luar negeri dan Indonesia sudah memprediksi akan terjadi suatu fenomena alam besar yang akan mempengaruhi kehidupan manusia. Dikutip dari situs harian kompas :

“menurut Deputi Bidang Sains Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Bambang S Tedjasukmana, fenomena yang dapat diprakirakan kemunculannya pada sekitar tahun 2011-2012 adalah badai Matahari. Prediksi ini berdasarkan pemantauan pusat pemantau cuaca antariksa di beberapa negara sejak tahun 1960-an dan di Indonesia oleh Lapan sejak tahun 1975.”

Dari situs yang berbeda (detikinet.com), dijelaskan bahwa saat ini di matahari telah terjadi sebuah fenomena alam yang disebut bintik matahari.

“Bintik matahari ini adalah sinyal awal badai matahari yang intensitasnya akan terus meningkat dalam tahun-tahun mendatang,” tandas ilmuwan Douglas Biesecker dari Space Weather Prediction Center (SWPC) di NOAA.

Kemudian dalam halaman situs kompas tadi dijelaskan pula proses terbentuknya badai matahari.

Dijelaskan, Sri Kaloka, Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa Lapan, badai Matahari terjadi ketika muncul flare dan Coronal Mass Ejection (CME). Flare adalah ledakan besar di atmosfer Matahari yang dayanya setara dengan 66 juta kali ledakan bom atom Hiroshima. Adapun CME merupakan ledakan sangat besar yang menyebabkan lontaran partikel berkecepatan 400 kilometer per detik.

Dalam halaman situs kompas itu juga disebutkan beberapa gangguan yang akan terjadi ketika bumi diterjang badai matahari.

Gangguan cuaca Matahari ini dapat memengaruhi kondisi muatan antariksa hingga memengaruhi magnet Bumi, selanjutnya berdampak pada sistem kelistrikan, transportasi yang mengandalkan satelit navigasi global positioning system (GPS) dan sistem komunikasi yang menggunakan satelit komunikasi dan gelombang frekuensi tinggi (HF), serta dapat membahayakan kehidupan atau kesehatan manusia. ”Karena gangguan magnet Bumi, pengguna alat pacu jantung dapat mengalami gangguan yang berarti,” ujar Sri.

Dan juga dalam situs kompas namun dengan artikel yang berbeda juga diberitakan bahwa pada tahun 2003 ketika bumi dihantam badai matahari namun dengan skala kekuatan yang lebih kecil dari yang diprediksikan akan terjadi pada puncaknya pada tahun 2012.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebulan lalu Matahari berada dalam periode aktif, dan menyemburkan partikel-partikel bermuatan atau dikenal sebagai badai Matahari, dengan kekuatan sangat besar. Radiasi dan milyaran ton partikel bermuatan terlontar ke angkasa dengan kecepatan tinggi dan mencapai Bumi, juga Mars, sehingga instrumen Odyssey –yang telah mengorbit Mars selama dua tahun– ikut terkena dampaknya.

Diberdayakan oleh Blogger.