Twitter
WELLCOME TO MY SITE "Tsun-Ardi"

Archive for 2011-04-10

Studi Karakteristik Dasar Limbah Industri Tepung Aren
Mayrina Firdayati dan Marisa Handajani
Departemen Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Bandung

Abstrak
Industri tepung aren di Dukuh Bendo, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah merupakan industri andalan penduduk daerah setempat. Setelah industri jamur yang memanfaatkan limbah padat aren mengalami kebangkrutan, pihak industri mengalami kesulitan membuang limbah, sehingga limbah dibuang di bantaran sungai juga di jalan-jalan. Selain mengganggu estetika, limbah juga mulai mengganggu kualitas air setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dasar limbah yang dihasilkan, baik limbah cair maupun padat. Data yang didapat akan digunakan untuk mencari solusi penanganan limbah di daerah tersebut. Hasil penelitian menunjukkan kandungan besi pada air sumur masih di atas baku mutu yang ditetapkan, yaitu 8,48 mg/L. Sementara kandungan BOD dan COD pada limbah cair masing-masing mencapai 2222 mg/L dan 5721,5 mg/L dari proses pengendapan serta 1806 mg/L dan 4231 mg/L setelah tahap klorinasi. Parameter lain yang berpotensi mencemari lingkungan adalah amoniak yang mencapai 9,929 mg/L dari proses pengendapan dan 24,822 mg/L sesudah proses klorinasi. Analisis limbah padat aren menunjukkan proses utama industri tepung aren hanya memanfaatkan pati atau C organik 10% saja. Sementara kandungan P dan K limbah padat dalam bentuk ampas masih tinggi.

Kata kunci: tepung aren, limbah cair, limbah padat, amoniak, C-organik

Perbandingan Kandungan P dan N Total dalam Air Sungai di Lingkungan Perkebunan dan Persawahan
Comparison of Total P and N in River Water in Plantation and Rice Field Environment
I Nyoman Adi Winata, Siswoyo dan Tri Mulyono
Staf Pengajar di Jurusan Kimia FMIPA Universitas Jember

Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara tanah dengan menggunakan perbedaan komposisi P dan N pada air sungai di sekitar sawah Matokan dan perkebunan Rembangan. Sampel air diambil 5 kali selama enam bulan, setiap pengambilan diambil 3 sampel. Penentuan P total dilakukan dengan spektrophotometri dan N total dilakukan dengan mengunakan metode Kjeldahl yang diikuti dengan metode potensiometri. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis faktor perbedaan tunggal a = 0,05. Hasil menunjukan bahwa keseluruhan data tidak ada perbedaan yang menonjol pada komposisi P total dan N total antara sungai Matokan dan sungai Rembangan. Tetapi, beberapa sampel menunjukkan suatu perbedaan yang signifikan jika analisa perbedaan diterapkan.

Kata Kunci: Air sungai, spektrophotometri, metode Kjedahl, metode potensiometri

Penurunan Kadar Besi Oleh Media Zeolit Alam Ponorogo Secara Kontinyu
Andreas Djatmiko Poerwadio dan Ali Masduqi
Jurusan Teknik Lingkungan FTSP – ITS

Abstrak
Penelitian ini untuk menguji kemampuan mineral zeolit alam Ponorogo untuk menurunkan kadar Fe dalam air limbah. Hasil penelitian bagian pertama nilai KTK lebih besar daripada nilai KA, nilai KTK/KA sebesar 3,22 ; 2,12 ; 1,96 dan 2,44 pada diameter 10, 20, 30 dan 40 mesh. Hasil uji regenerasi media zeolit dapat digunakan kembali setelah kejenuhannya, dengan regenerasi NaCl.Uji regenerasi dilakukan pada Fe influen sebesar 3 mg/l dengan diameter 20 mesh. Dalam percobaan kontinyu variasi konsentrasi influen Fe sebesar 1 mg/l; 2 mg/l; 3 mg/l dan diameter butiran zeolit 10 mesh, 20 mesh, 30 mesh dan 40 mesh. Dengan penambahan konsentrasi Fe, waktu untuk mencapai konsentrasi effluent sebesar 0,3 mg/l lebih lama, sedangkan diameter butiran zeolit yang efektif berukuran 40 mesh.

Kata kunci: Fe, ion, regenerasi, zeolit

Esterifikasi Patchouli Alkohol Hasil Isolasi Dari Minyak Daun Nilam (Patchouli Oil)
Rumondang Bulan
Jurusan Kimia
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi minyak nilam dari daun nilam, dan selanjutnya dilakukan isolasi dan identifikasi komponen utama minyak nilam yaitu senyawa patchouli alkohol, dan kemudian Mengubah patchouli alkohol menjadi senyawa turunannya. Minyak nilam diisolasi dari daun nilam dengan menggunakan destilasi air dari uap dan kandungan minyak diperoleh sekitar 3,40 %. Sifat fisis minyak nilam adalah : Berat jenis = 0,9550 g/ml (25°C), Indeks bias = 1,50615 (25°C), Putaran optik = -53, 55. Menurut SII 0069-75 adalah : Berat jenis (25°C) = 0,950-0,983 g/ml, Indeks bias (25°C) = 1,506-1,520, Putaran optik = -47 s/d -66. Hasil isolasi minyak nilam diperoleh patchouli alkohol sekitar 45,84 %, diisolasi dengan destilasi fraksinasi. Mempunyai titik lebur 55,5-56°C. Esterifikasi terhadap patchouli alkohol dengan asam asetat dan katalis asam sulfat menghasilkan patchouli asetat.

Kata Kunci: Esterifikasi, isolasi, minyak nilam, patchouli alkohol

Microbial Fuel Cell, Energi Listrik Alternatif dari Bakteri

Download as PDF
Selasa, 22 - Februari - 2011, 16:22:52 | mfikri

Microbial Fuell Cell 1BANDUNG, itb.ac.id - Kebutuhan akan energi alternatif khususnya energi listrik pada saat ini semakin meningkat. Semakin berkurangnya jumlah bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi dan gas alam mendorong para ilmuwan untuk melakukan penelitian dalam menemukan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.

I Nyoman P. Aryantha, Ph.D dan Shinta Asarina, S.Si, kedua peneliti dari Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH) ITB mengembangkan sumber energi listrik alternatif bertenagakan mikroba. Penelitian ini telah dilakukan selama dua tahun sejak tahun 2009. "Microbial Fuel Cell telah menjadi subjek penelitian yang cukup populer di tahun 2010," ujar Shinta saat ditemui di Pameran Hasil Penelitian ITB 2010 bertempat di Aula Barat ITB. Kedua peneliti tersebut mengembangkan Microbial Fuel Cell dengan biokatoda.

Microbial Fuel Cell atau lebih dikenal dengan singkatan MFC adalah sistem pembangkit energi listrik dengan memanfaatkan interaksi bakteri yang terdapat di alam. Bakteri yang terdapat dalam medium organik mengubah bahan organik menjadi energi listrik. Sifat bakteri yang dapat mendegradasi medium organik (enrichment media) pada MFC menghasilkan ion elektron dan proton. Ion-ion inilah yang menghasilkan perbedaan potensial listrik sehingga dapat dihasilkan energi.

Umumnya pada sistem konvensional, MFC terdiri dari dua ruang yang terdiri dari ruang anoda dan katoda. Kedua ruang tersebut dipisahkan oleh sebuah membran tempat terjadinya pertukaran proton (proton exchange membrane). Sistem ini belum sepenuhnya bekerja dengan kerja bakteri karena hanya sisi anoda saja yang mengandung bakteri, sedangkan pada sisi katoda masih bekerja dengan menggunakan senyawa kimia seperti Polialumunium Chloride (PAC). Namun baru-baru ini telah dikembangkan MFC dengan menggunakan bakteri pada katoda, atau lebih dikenal dengan biokatoda. Bakteri pada ruang katoda memiliki fungsi yang sama sebagai mediator elektron yang sebelumnya dilakukan oleh senyawa kimia.

Dalam banyak penelitian tentang MFC, asetat umum digunakan sebagai substrat untuk bakteri agar dapat menghasilkan listrik. Senyawa kimia ini lebih mudah diproses oleh bakteri ketimbang memproses air limbah. Asetat tergolong senyawa kimia sederhana yang berfungsi sebagai sumber karbon untuk bakteri. Kelebihan lain dari asetat adalah senyawa ini tidak menimbulkan reaksi lain terhadap bakteri seperti fermentasi dan methanogenesis pada temperatur ruang.

Pameran Penelitian ITBBiokatoda 'versus' Katoda Abiotik

Biokatoda menjadi pilihan yang lebih baik ketimbang dari katoda abiotik karena biaya pembuatan dan operasinya lebih murah. Selain itu penggunaan katalis, mediator elektron buatan pada MFC bisa digantikan dengan biokatoda yang lebih murah. Terlebih lagi, beberapa jenis mikroorganisme dapat menghasilkan gas oksigen melalui reaksi fotosintesis, mengurangi pemakaian oksigen dari luar.

Biokatoda dapat memperpanjang umur MFC karena pada MFC dengan biokatoda masalah kerusakan platinum oleh sulfur pada mediator elektron dapat dihilangkan. Selain itu, metabolisme mikroba pada biokatoda dapat dipergunakan untuk menghasilkan produk yang bermanfaat serta menghilangkan senyawa kimia yang tidak diperlukan. Beberapa mikroba yang dapat dijadikan biokatoda di antaranya adalah Acetobacter aceti cathode.

Shinta Asarina Peneliti MFCMasih Perlu Penelitian Lebih Lanjut

"Keterbatasan pada penelitian ini masih bergantung pada energi listrik yang dihasilkan, sekitar 793 mili Ampere pada 1,5 volt dan berjalan selama satu minggu," ujar Shinta. Shinta berharap agar hasil dari penelitian Microbial Fuel Cell ini dapat menghasilkan tegangan hingga 12 volt dan kuat arus sebesar 1 Ampere.

Disadur dan diterjemahkan dari publikasi penelitian MFC milik I Nyoman P. Aryantha, Ph.D dan Shinta Asarina, S.Si berjudul Microbial Fuel Cell (MFC) Based on Electrodes - Semisolid Microbial with 12 Volt and 1 Ampere Scale pada Pameran Hasil Penelitian ITB 2010.

Pidato Ilmiah Guru Besar: Perkembangan Kimia Bahan Alam Dalam Perspektif Kajian Struktur Molekul

Download as PDF
Selasa, 25 - Mei - 2010, 20:51:53 | christanto

BANDUNG, itb.ac.id- Pada Sabtu (22/05/10), Majelis Guru Besar (MGB) ITB menyelenggarakan pidato ilmiah Prof. Dr. Yana Maolana Syah yang berjudul "Perkembangan Kimia Bahan Alam Dalam Perspektif Kajian Struktur Molekul", bertempat di Gedung Balai Pertemuan Ilmiah. Dalam sejarah ilmu pengetahuan modern, kegiatan menentukan struktur senyawa bahan alam terus berlangsung hingga sekarang. Untuk itulah, Guru Besar Kimia Bahan Alam ini menyampaikan bagaimana struktur kimia bahan alam dapat mengatur arah dari bidang keilmuan yang terkait dengannya.

Pada dasarnya, struktur kimia memerankan peranan yang sangat penting karena menjelaskan sifat-sifat kimia dan fisika suatu zat. Karena struktur atom merupakan objek yang cenderung teoritis, maka para ilmuwan menghadapi tantangan untuk menentukan struktur molekul. Hingga saat ini, kajian kimia bahan alam telah berperan besar dalam memajukan bidang keilmuan lain, seperti dalam bidang kesehatan dan pertanian.

Pada awal masa penentuan struktur molekul, struktur ditentukan berdasarkan sifat-sifat kimia, meliputi pemecahan molekul (degradasi) dan pembuatan turunan-turunan kimiawi. Semua perubahan-perubahan ini selanjutkan dihubungkan dengan perubahan-perubahan rumus molekul yang ditentukan secara analisis. Berdasarkan produk-produk reaksi tersebut dan logika struktur, maka struktur molekul dapat dicoba ditentukan.

Penentuan dengan cara seperti ini menuntut waktu yang terlampau lama. Misalnya, penentuan struktur molekul zingiberen yang relatif sederhana harus memakan waktu hingga setengah abad untuk menentukan struktur molekulnya. Meskipun demikian, kegiatan penentuan struktur molekul dengan cara seperti ini tidak hanya berperan dalam pengembangan reaksi-reaksi kimia organik, tetapi juga melahirkan teori asal-usul (biogenesis) senyawa alam, misalnya teori isopren.

Era berikutnya yang muncul adalah era spektroskopi NMR (Nuclear Magnetic Resonance), yaitu alat sejenis spektrometer UV dan IR, tetapi beroperasi pada gelombang radio. Alat ini dapat mengidentifikasi keberadaan gugus-gugus hidrogen dan karbon. Alat ini juga merekam interaksi magnetik spin inti-inti atom antargugus. Parameter seperti inilah yang memungkinkan alat ini untuk mengkaji struktur kimia bahan.

Tantangan Masa Depan

Metode penentuan struktur senyawa alam telah mencapai kedewasaannya pada kurun waktu abad ke-21 ini dengan adanya berbagai instrumentasi. Hal ini kemudian dapat membuka pencarian senyawa-senyawa bioaktif baru yang berkaitan dengan pengaturan pertumbuhan tanaman, misalnya yang berhubungan dengan pembungaan.

Di masa depan, tantangan yang muncul pada kajian struktur senyawa alam, adalah cara untuk menentukan struktur molekul senyawa alam yang dihasilkan oleh tanaman, misalnya yang diproduksi dalam jumlah yang kecil sekali. Molekul dalam ukuran yang sangat kecil ini diduga berperan dalam pengaturan kehidupan tanaman dan berhubungan dengan ekosistem. Dengan dihadapinya tantangan ini, maka akan terjadi perubahan besar pada tatacara budidaya tanaman.
Trackback URI:http://www.itb.ac.id/news/trackback/2849

Kimia bahan alam adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hakekat dari senyawa-senyawa kimia organik alami mikromelekul seperti terpenoid, flavonoid, dan alkaloid, dan makromolekul seperti protein, karbohidrat, DNA, dan RNA yang berasal dari kehidupan prebiotik atau tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme, serta interkonversi, transformasi, sintesis, fungsi, dan aplikasi senyawa-senyawa tersebut dalam arti yang luas.

Oleh karena itu, kimia bahan alam adalah ilmu pengetahuan yang sangat penting. Kimia bahan alam berhubungan dengan molekul-molekul yang diciptakan oleh alam dan erat kaitannya dengan kehidupan. Sejarah pertumbuhan ilmu kimia bahan alam telah menunjukkan hal tersebut.

Ilmu kimia bahan alam berawal dari keingintahuan orang tentang bau, rasa, warna, penyembuhan penyakit, dsb. Perhatian orang tentang tumbuhan obat, keracunan makanan, dan bahaya lain telah ada sejak awal peradaban umat manusia. Ekstrak atau sari tumbuhan dan hewan yang beracun telah digunakan untuk berburu sejak beberapa ribu tahun yang lalu. Di Indonesia lateks dari tumbuhan upas Antiaris toxicaria telah lama digunakan sebagai racun anak panah. Begitu pula, selama berabad-bad, kulit kina Cinchona officinalis telah digunakan untuk penyakit malaria. Kegunaan traditional sumber hayati segera diikuti oleh isolasi senyawa bioaktif, seperti kuinin yang bersifat anti-malaria dari kulit kina, asam salisilat sebagai obat nyeri dari Gaultheria procumbens, diikuti oleh sintesis asam asetilsalisilat atau aspirin sebagai obat nyeri yang lebih baik. Selanjutnya, cara kerja aspirin sebagai obat antiinflamasi, karena menghambat biosintesis prostaglandin yang mempunyai berbagai macam bioaktivitas ditemukan pula pada cairan seminal manusia. Akhirnya struktur molekul prostaglandin dapat pula diungkapkan.

Pertumbuhan kimia bahan alam yang semula terfokus pada isolasi senyawa yang mudah diperoleh mengalami pertumbuhan yang pesat dalam aspek penetapan struktur, didorong oleh kemajuan dalam instrumentasi, dengan ditemukannya teknik-teknik pemisahan kromatografi dan teknik-teknik spektroskopi ultra violet (uv), infra merah (ir),resonansi magnet inti (nmr), massa (ms), dan kristalografi sinar-X, serta sintesis. Memasuki milenium ke-3 penentuan struktur dan sintesis seperti penisilin, striknin,klorofil, vitamin B12, hemoglobin, dll. Telah merupakan hal rutin. Pertumbuhan selanjutnya bergeser dan terfokus pula aspek-aspek struktur dan mekanisme interaksi ligan-reseptor biopolimer berlandaskan struktur molekul yang pasti dalam rangka memahami biosintesis dan bioaktivitas. Pengetahuan tentang struktur pada tingkat molekuler mencerminkan sifat-sifat dan fungsi, dan terungkapnya korelasi tersebut membuka tantangan baru untuk menjelaskan dan mensistesis sistem kimia yang kompleks. Jadi, pengetahuan kimia bahan alam yang sangat penting ini mewujudkan berbagai harapan dan kemungkinan baru.

Pada saat ini di Indonesia ilmu kimia bahan alam adalah salah satu bidang kimia terkuat. Banyak ilmuwan Indonesia sedang melakukan penelitian yang berhubungan dengan berbagai aspek struktur, bersama-sama dengan sejumlah ilmuwan yang berkecimpung dalam bidang sintesis dan bioorganik.

Suatu catatan penting dalam sejarah kimia bahan alam di Indonesia ialah dicetuskannya gagasan oleh Indonesia (1971) mengenai kerjasama regional untuk pengembangan kimia bahan alam di Asia Tenggara. Gagasan ini segera ditanggapi secara positif dan ditindaklanjuti oleh UNESCO melalui pertemuan Tokyo (1974) dan didirikannya Jalinan Regional Asia Tenggara untuk Kimia Bahan Alam pada tahun 1975. Hal ini diikuti oleh terbentuknya Jalinan Nasional Kimia Bahan Alam Indonesia pada tahun 1977. Peristiswa bersejarah lainnya ialah diselenggarakannya seminar kimia bahan alam pertama dan bertaraf regional di Bandung pada tahun 1981, diikuti oleh seminar-seminar berikutnya bertaraf nasional, regional, dan internasional yang diselenggrakan setiap tahunnya di berbagai tempat di Indonesia. Kegiatan ilmiah ini mencapai puncaknya dengan terselenggaranya “Sixth Asian Symposium on Medicinal Plants and Spices” di Bandung pada tahun 1989, dan seminar internasional mengenai tumbuhan hutan tropika di Bukittinggi (1992) dan di Padang (1996). Walaupun sejarah kimia bahan alam Indonesia masih singkat akan tetapi kimia bahan alam modern telah tumbuh, sementara pendidikan pascasarjana dan penelitian dalam bidang ini terus berkembang dengan pesat di berbagai universitas dan lembaga penelitian di Indonesia.

Berdasarkan pertimbangan ini, pada bulan Nopember 1999 telah diselenggarakan suatu pertemuan di Jakarta, dan pada pertemuan ini yang berlangsung dalam suasana penuh keakraban disepaktilah berdirinya Himpunan Kimia Bahan Alam Indonesia (The Indonesian Society of Natural Products Chemistry). Himpunan Kimia Bahan Alam Indonesia adalah suatu himpunan ilmiah yang pertama di Indonesia yang khusus mencurahkan perhatiannya kepada ilmu pengetahuan kimia sumber alam hayati.

2012 bukan kiamat namun hanya badai matahari
Ketika aku bertemu dengan seorang teman yang baru saja kembali dari sebuah kegiatan PPSDMS di Yogyakarta, layaknya bertemu dengan teman lainnya aku ngobrol-ngobrol dengan dia. Tetapi obrolan yang pertamanya menyenangkan tiba-tiba menjadi agak serius ketika dia bercerita tentang sebuah ramalan berdasarkan kalender suku maya yang mengatakan bahwa akan terjadi kiamat di tahun 2012.

Setelah mendengar cerita itu, sontak aku mulai penasaran akan ramalan itu, walaupun sebenarnya aku tidak suka dengan peramal. Kemudian aku mencoba mencari melalui jendela dunia tanpa batas (internet). Dari beberapa artikel(1,2,3,4) mengambil kesimpulan bahwa, sebenarnya bukan bumi yang mengalami kehancur-leburan, namun peradaban manusia saat ini akan berakhir untuk kemudian membentuk suatu peradaban manusia baru. Sebagaimana Yang Maha Kuasa telah menentukan hal yang sama pada peradaban-peradaban manusia sebelumnya, sebagai contoh peradaban Nabi Nuh as.

Namun diluar ramalan tersebut yang tidak ada dasarnya, sebenarnya beberapa badan penelitian antariksa luar negeri dan Indonesia sudah memprediksi akan terjadi suatu fenomena alam besar yang akan mempengaruhi kehidupan manusia. Dikutip dari situs harian kompas :

“menurut Deputi Bidang Sains Pengkajian dan Informasi Kedirgantaraan, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Bambang S Tedjasukmana, fenomena yang dapat diprakirakan kemunculannya pada sekitar tahun 2011-2012 adalah badai Matahari. Prediksi ini berdasarkan pemantauan pusat pemantau cuaca antariksa di beberapa negara sejak tahun 1960-an dan di Indonesia oleh Lapan sejak tahun 1975.”

Dari situs yang berbeda (detikinet.com), dijelaskan bahwa saat ini di matahari telah terjadi sebuah fenomena alam yang disebut bintik matahari.

“Bintik matahari ini adalah sinyal awal badai matahari yang intensitasnya akan terus meningkat dalam tahun-tahun mendatang,” tandas ilmuwan Douglas Biesecker dari Space Weather Prediction Center (SWPC) di NOAA.

Kemudian dalam halaman situs kompas tadi dijelaskan pula proses terbentuknya badai matahari.

Dijelaskan, Sri Kaloka, Kepala Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa Lapan, badai Matahari terjadi ketika muncul flare dan Coronal Mass Ejection (CME). Flare adalah ledakan besar di atmosfer Matahari yang dayanya setara dengan 66 juta kali ledakan bom atom Hiroshima. Adapun CME merupakan ledakan sangat besar yang menyebabkan lontaran partikel berkecepatan 400 kilometer per detik.

Dalam halaman situs kompas itu juga disebutkan beberapa gangguan yang akan terjadi ketika bumi diterjang badai matahari.

Gangguan cuaca Matahari ini dapat memengaruhi kondisi muatan antariksa hingga memengaruhi magnet Bumi, selanjutnya berdampak pada sistem kelistrikan, transportasi yang mengandalkan satelit navigasi global positioning system (GPS) dan sistem komunikasi yang menggunakan satelit komunikasi dan gelombang frekuensi tinggi (HF), serta dapat membahayakan kehidupan atau kesehatan manusia. ”Karena gangguan magnet Bumi, pengguna alat pacu jantung dapat mengalami gangguan yang berarti,” ujar Sri.

Dan juga dalam situs kompas namun dengan artikel yang berbeda juga diberitakan bahwa pada tahun 2003 ketika bumi dihantam badai matahari namun dengan skala kekuatan yang lebih kecil dari yang diprediksikan akan terjadi pada puncaknya pada tahun 2012.

Seperti diberitakan sebelumnya, sebulan lalu Matahari berada dalam periode aktif, dan menyemburkan partikel-partikel bermuatan atau dikenal sebagai badai Matahari, dengan kekuatan sangat besar. Radiasi dan milyaran ton partikel bermuatan terlontar ke angkasa dengan kecepatan tinggi dan mencapai Bumi, juga Mars, sehingga instrumen Odyssey –yang telah mengorbit Mars selama dua tahun– ikut terkena dampaknya.

Hubungan Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global dan Perubahan Iklim
Secara umum iklim sebagai hasil interaksi proses-proses fisik dan kimiafisik parameternya, seperti suhu, kelembaban, angin, dan pola curah hujan yang terjadi pada suatu tempat di muka bumi. Untuk mengetahui kondisi iklim suatu tempat, menurut ukuran internasional diperlukan nilai rata-rata parameternya selama kurang lebih 30 tahun. Iklim muncul akibat dari pemerataan energi bumi yang tidak tetap dengan adanya perputaran/revolusi bumi mengelilingi matahari selama kurang lebih 365 hari serta rotasi bumi selama 24 jam. Hal tersebut menyebabkan radiasi matahari yang diterima berubah tergantung lokasi dan posisi geografi suatu daerah. Daerah yang berada di posisi sekitar 23,5 Lintang Utara – 23,5 Lintang Selatan, merupakan daerah tropis yang konsentrasi energi suryanya surplus dari radiasi matahari yang diterima setiap tahunnya (MenLH, 2003).

Secara alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi –disebut gas rumah kaca, sehingga sinar tersebut terperangkap dalam bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca (ERK) karena peristiwanya sama dengan rumah kaca, dimana panas yang masuk akan terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga dapat menghangatkan seisi rumah kaca tersebut.

Efek Rumah Kaca

Efek Rumah Kaca

Peristiwa alam ini menyebabkan bumi menjadi hangat dan layak ditempati manusia, karena jika tidak ada ERK maka suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin. Gas Rumah Kaca (GRK) seperti CO2 (Karbon dioksida),CH4(Metan) dan N2O (Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) and SF6 (Sulphur hexafluoride) yang berada di atmosfer dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak. Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta aktivitas pertanian dan peternakan. GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida, metana, dan nitroksida, menyebabkan meningkatnya konsentrasi GRK di atmosfer.

Berubahnya komposisi GRK di atmosfer, yaitu meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan manusia menyebabkan sinar matahari yang dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa, sebagian besar terperangkap di dalam bumi akibat terhambat oleh GRK tadi. Meningkatnya jumlah emisi GRK di atmosfer pada akhirnya menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi, yang kemudian dikenal dengan Pemanasan Global.

Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang panjang yang berupa energi panas. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya. Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas keangkasa (stratosfer) menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi panas tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah salah satu parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim secara global.

erk2

Pemanasan global dan perubahan iklim menyebabkan terjadinya kenaikan suhu, mencairnya es di kutub, meningkatnya permukaan laut, bergesernya garis pantai, musim kemarau yang berkepanjangan, periode musim hujan yang semakin singkat, namun semakin tinggi intensitasnya, dan anomaly-anomali iklim seperti El Nino – La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD). Hal-hal ini kemudian akan menyebabkan tenggelamnya beberapa pulau dan berkurangnya luas daratan, pengungsian besar-besaran, gagal panen, krisis pangan, banjir, wabah penyakit, dan lain-lainnya

Efek bahaya asap rokok
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok.

1. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin, karbon monoksida, dsb.

2. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat bahan pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan pengeiritasi mata dan pernapasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya daripada polusi di jalanan raya yang macet.

3. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang perokok berat akan memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya terbatas.

4. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong miskin, sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganya sering dialihkan untuk membeli rokok. Rokok dengan merk terkenal biasanya dimiliki oleh perusahaan rokok asing yang berasal dari luar negeri, sehingga uang yang dibelanjakan perokok sebagaian akan lari ke luar negeri yang mengurangi devisa negara. Pabrik rokok yang mempekerjakan banyak buruh tidak akan mampu meningkatkan taraf hidup pegawainya, sehingga apabila pabrik rokok ditutup para buruh dapat dipekerjakan di tempat usaha lain yang lebih kreatif dan mendatangkan devisa.

5. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum merokok untuk merokok agar merasakan penderitaan yang sama dengannya, yaitu terjebak dalam ketagihan asap rokok yang jahat. Sebagian perokok juga ada yang secara sengaja merokok di tempat umum agar asap rokok yang dihembuskan dapat terhirup orang lain, sehingga orang lain akan terkena penyakit kanker.

6. Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa, sehingga rokok dapat dikategorikan sebagai benda atau barang haram yang harus dihindari dan dijauhi sejauh mungkin. Ulama atau ahli agama yang merokok mungkin akan memiliki persepsi yang berbeda dalam hal ini.

Kesimpulan :

Jadi dapat disimpulkan bahwa merokok merupakan kegiatan bodoh yang dilakukan manusia yang mengorbankan uang, kesehatan, kehidupan sosial, pahala, persepsi positif, dan lain sebagainya. Maka bersyukurlah anda jika belum merokok, karena anda adalah orang yang smart / pandai.

Ketika seseorang menawarkan rokok maka tolak dengan baik. Merasa kasihanlah pada mereka yang merokok. Jangan dengarkan mereka yang menganggap anda lebih rendah dari mereka jika tidak ikutan ngerokok. karena dalam hati dan pikiran mereka yang waras mereka ingin berhenti merokok

Diberdayakan oleh Blogger.